Warga Konut Hibahkan Seribu Hektare Tanah untuk Transmigrasi
Sep 01, 2025
Kanalsultra.com, Konawe Utara - Warga Kawasan Transmigrasi Hialu, Desa Sambandete, Kecamatan Oheo, Kabupaten Konawe Utara (Konut), Sulawesi Tenggara (Sultra), memutuskan secara sukarela menghibahkan seribu hektare (ha) tanah untuk mendukung program transmigrasi. Hibah ini terdiri dari 80 persen untuk transmigrasi lokal dan 20 persen untuk transmigrasi antar-daerah. Wakil Menteri (Wamen) Transmigrasi, Viva Yoga Mauladi, sangat mengapresiasi keputusan tersebut. “Saya terharu, terkejut, dan penuh rasa syukur. Ini murni inisiatif warga. Hibah ini bisa menjadi role model transmigrasi ke depan,” ungkapnya Wamen Transmigrasi, Viva Yoga Mauladi, Minggu (03/08/2025). Viva Yoga Mauladi menegaskan bahwa hibah tersebut bukan hanya bentuk gotong royong sosial, tetapi juga cara mencegah potensi konflik lahan. “Lahan ini sudah bersertifikat hak milik. Mereka menghibahkan karena butuh tenaga kerja untuk mengolah lahan yang potensinya sangat besar,” jelasnya. Didampingi Bupati Konut, Ikbar, dan Wakilnya, Abuhaera, Wamen Transmigrasi, Viva Yoga Mauladi, meninjau langsung kawasan transmigrasi. Viva dibuat takjub dengan pemandangan tanah yang subur dengan sawah yang hijau dan pasokan air yang melimpah tanpa perlu sumur bor. “Tanahnya benar-benar subur. Ini potensi besar untuk sektor pertanian,” tutur Viva Yoga Mauladi. Diketahui, sejak tahun 1968 transmigrasi telah berlangsung di Sultra, termasuk di Konut yang menjadi wilayah transmigrasi karena memiliki luas wilayah terbesar kedua di provinsi itu, namun dengan jumlah penduduk yang relatif sedikit. Bupati Konut, Ikbar, mendukung penuh program transmigrasi dan mengajukan permintaan 500 kepala keluarga transmigran untuk memperkuat sektor pertanian, peternakan, perikanan, hingga pariwisata. “Kami ingin potensi alam kami dikelola secara optimal,” ujarnya. Sebagai bentuk dukungan nyata, Kementerian Transmigrasi mengalokasikan anggaran Rp46,8 miliar untuk pengembangan kawasan transmigrasi di Sultra, dengan Rp10,6 miliar di antaranya ditujukan khusus untuk Konut. “Pentingnya kolaborasi lintas kementerian dalam pembangunan kawasan transmigrasi. Kami bekerja sama dengan Kementerian PUPR, Kementerian Pertanian, serta organisasi seperti PATRI,” imbuh Wamen Viva Yoga. Mengakhiri kunjungannya, Wamen Viva Yoga sisipkan harapan kepada Lembaga Perhimpunan Anak Transmigran Republik Indonesia (PATRI) agar terus aktif mendukung pengembangan kawasan transmigrasi secara inklusif. “Gunakan filosofi Di Mana Bumi Dipijak, Di Situ Langit Dijunjung. Kembangkan ekonomi, ciptakan lapangan kerja, dan berikan manfaat bagi masyarakat luas. PATRI harus solid dan kompak,” tutupnya. Red Editor : Risci Paktikasari